Pentingnya Pendidikan Tinggi di Zaman Sekarang: Curhatan dan Pertimbangan

Pentingnya Pendidikan Tinggi di Zaman Sekarang: Curhatan dan Pertimbangan

Menurut kalian, apa kuliah itu wajib di jaman saat ini? Pertanyaan ini mungkin kerap tebersit di pikiran beberapa orang, termasuk saya. Dahulu, saat SMA, saya sangat ingin kuliah. Tetapi, faktor ekonomi tidak memberikan dukungan. Waktu itu, saya cuma sanggup bayar semester pertama dan menunggak ongkos untuk semester 2-6. Bahkan juga, ijazah SMA saya sampai sekarang belum saya mengambil karena tunggakan itu.

Mimpi dan harapan saya untuk kuliah harus dipendam dalam-dalam. Sesudah pada akhirnya memiliki tugas, saya sebelumnya sempat berpikiran, «Untuk apa kuliah? Cuma menghabiskan waktu dan uang saja.» Opini ini ada karena menyaksikan beberapa orang disekitaran tempat saya tinggal yang lulusan kuliah, tetapi pada akhirnya cuma tidak bekerja di dalam rumah dan tidak menolong orangtua. Ini membuat saya makin malas untuk membayar tunggakan SMA dan ambil ijazah.

Tetapi, beberapa lalu, pandangan saya berubah. Ada suatu hal yang membuat saya kembali ingin kuliah. Saya sebelumnya sempat sharing baca selengkapnya ke sejumlah orang, dan ada yang merekomendasikan saya untuk masuk Kampus Terbuka (UT). Selainnya harga yang dapat dijangkau, waktunya fleksibel untuk orang yang telah bekerja.

Pada usia 21 tahun, apa telat untuk mengawali kuliah kembali? Saya masih ragu di antara meneruskan kuliah atau konsentrasi bekerja saja. Opsinya ialah kuliah di UT bersama waktu yang fleksibel atau konsentrasi pada tugas saat ini.

Bagaimana menurut kalian? Apa lebih bagus saya meneruskan kuliah di UT atau masih tetap konsentrasi bekerja? Minta anjurannya, dan terima kasih telah dengarkan curhatan hati saya.

Akses Fasilitas dan Prasarana yang Tidak Mencukupi dalam Pendidikan di Indonesia

Persoalan dalam Pendidikan di Indonesia saat ini masih berkaitan oleh kurang nya akses fasilitas dan prasarana yang tidak mencukupi. Ada banyak beberapa sekolah di wilayah terasing yang tidak memiliki sarana pendidikan yang pantas. Faktor itu bisa menghalangi proses belajar mengajarkan dan kesenjangan pendidikan akan makin kelihatan. Demikian juga, minimnya sumber daya manusianya sendiri, bisa menghalangi pembangunan pendidikan, dan minimnya fasilitas dan prasarana di setiap sekolah terasing jadi permasalahan yang sangat penting. Minimnya fasilitas dan prasarana ini membuat evaluasi di sekolah jalan kurang maksimal dan tidak capai tujuan yang diharapkan.

Warga di perdesaan memandang pembagian fasilitas dan prasarana belum juga seutuhnya rata, karena pemerintahan lebih terpusat dalam soal sarana pendidikan yang pantas cuma terpusat di beberapa kota besar..Karenanya, ada banyak sekolah yang tidak memiliki sarana dasar yang ideal seperti toilet yang bersih, akses air bersih, ruangan kelas yang cukup, perpustakaan, dan laboratorium. Sarana semacam ini sangat penting untuk memberikan dukungan proses evaluasi yang efektif. Dan masih tetap banyak sekolah yang tidak memiliki gedung yang ideal. Sejumlah sekolah bahkan juga tetap memakai bangunan yang telah rusak atau mungkin tidak pantas gunakan, yang tentu saja mengusik kenyamanan dan keselamatan pelajar dan guru.

Dalam masalah ini, seharusnya pemerintahan tingkatkan bujet dana pendidikan hingga mereka bisa memikul ongkos pendidikan untuk yang kurang sanggup dan memberikan akses ke beberapa sekolah terasing yang tidak mencukupi. Dan tingkatkan investasi dalam pembangunan dan perbaikan gedung sekolah, pengadaan sarana dasar seperti toilet, air bersih, dan listrik dan harus pastikan apa fasilitas dan prasarana yang berada di wilayah itu mencukupi atau mungkin tidak. Pastikan lagi dana pendidikan yang diatur terbuka dan efektif supaya sampai ke beberapa sekolah yang betul-betul memerlukan. Dan pemerintahan harus juga meluaskan dan memeratakan akses ke pendidikan ke semua wilayah dan bukan hanya terpusat di beberapa kota besar saja.